Mengajar Panggilan Hati
JAWABAN HATI YANG TERBESIT
Tujuan setelah takpunya tujuan
Takdir yang terlukis tidak akan pernah bisa kita hindari sekeras apapun kita mencoba tuk meghindari tetap jatuhnya akan kembali kepada kita ketika sesuatu itu ditakdirkan untuk kita tidak menutup kemungkinan juga termasuk profesi. Sesungguhnya manusia itu tercipta sebagai guru, guru bagi diri sendiri, bagi keluarga, maupun bagi orang lain.
Sore itu ketika sebuah tujuan hidup mulai pudar kerena keadaan yang tak bersahabat sebuah harapan mulai muncul dipermukaan melalui pesan whatsApp sebuah lowogan kerja mencuri sedikit perhatianku, awalnya yang saya pikirkan itu hal yang mustahil sebab sudah begitu lama saya meniggalkan dunia pendidikan yang membuat rasa ragu saat itu adalah kemampuanku yang sudah terpendam sejak lama namun ditengah keraguan yang menyelimuti hati sebuah pesan dari salah seorang sahabat meyemagati dan mendukung penuh pegharapan untukku kembali ke dunia pendidikan.
Kutekuni dengan niat mencari Ridho Allah SWT semata sebab sudah tidak ada tujuan lain selain kembali kepada yang punya hidup. Allah titipkan rasa percaya untuk kedua kalinya kepada ku. Dengan keyakinan yang mulai tumbuh perlahan hati ini menuntun pada sebuah niat yang utuh hanya mencari Ridho Allah SWT tanpa embel-embel apapun.
Berjalannya waktu sebuah pesan whatsApp meghiasi kotak masuk, kubuka dan ku baca dengan penuh harap- harap cemas, rupannya sebuah panggilan interviuw namun yang tak habis fikir panggilan interviuw yang datang itu berasal dari sekolah yang tak pernah aku bayagkan dan tidak pernah aku harapkan. Hanya sebelum hal itu terjadi dalam hidupku dalam do’aku panjatkan sebuah pegharapan dan ku pasrahkan segalannya yang terbaik untuk dunia dan ahiratku, dengan begitu ku yakini inilah yang terbaik dalam takdirku.
Waktu yang ditentukan interviuwpun telah tiba dengan harap-harap cemas setelah setahun lamanya tak bersosialisasi rupannya membuat nyali dan rasa percaya diriku hilang dari diriku, bayak yang hilang dari diriku yang harus aku cari kembali termasuk rasa percaya diriku, awalnya aku ragu untuk kembali dalam dunia pendidikan namun setelah aku bertemu dengan plt. Madrasah yang meginterviuwku seketika megubah cara pandangku dengan dunia ini, ya tidak menutup kemunginan hati ini merasa dizolimi namun beliau berhasil megsugesti alam bawah sadar ku tuk mencoba kembali bergabung dengan dunia pendidikan.
Dari hasil interviuw itu ahirnnya aku memutuskan untuk bergabung dengan Madrasah yang notabennya sangan jauh dari pribadiku. Dari sinilah awal Allah titipkan rasa cinta dalam hatiku untuk Mandrasah, awalnya aku tidak tahu maksud dari sebuah pegharapan baru ini namun berjalannya waktu Allah bukakan nikmat yang begitu indah dan inilah jalan hidup yang sedang aku tekuni saat ini.
Seorang Guru BK Honorer yang bergaji bisa dibayagin lah kalau soal gaji, namun kebahagiaan yang ku dapatkan bukan terletak pada gaji lebih dari gaji sebuah kesempatan untuk kembali dan menjernihkan hati ini lah letak kebahagiaan yang selama ini tidak pernah aku dapatkan dalam kehidupanku sebelumnya. Dari sebuah sirkel yang jauh dari kata agama kemudian tiba-tiba sebuah takdir menempatkan di sirkel yang bernuansa agamis baget itu sebuah PR tersendiri untukku, bener-benar sebuah hadiah dari kesabaran yang perah dijanjikan Allah untuk hamba-hamban-Nya yang mau bersabar, sabar dalam menjalankan ketaatan, sabar dalam menjauhi kemaksiatan dan sabar dalam menjalani takdir.
Ku nikmati profesi baruku dengan penuh syukur walau jarak tempuh yang harus aku lalui cukup memakan sebagian siangku yang berjarak kurang lebih 150 km/Jam, jadi bisa dibayagin kan berapa kecepatan yang harus aku pertahankan untuk kuluncurkan agar tidak terlambat sampai di Madrasah tercinta. Apa sih yang didapatkan dari perjalanan yang cukup melelahkan ? dari kasa mata manusia atau perhitungan matematika dunia tentu dalam hal ini orang akan berfikir rugi kan namun berbeda dengan takdir Allah yang sudah mempersiapkan kemungkinan- kemungkinan yang terjadi. Ya dari perjalanan yang telah aku lewati beberapa waktu ini mulai ku pahami takdir Allah lah yang paing indah dan pastinya baik.
Beberapa waktu bergabung dengan madrasah telah mengubah cara pandang dan gaya hidupku yang notabennya jauh dari kata agama, dan dengan beberapa permasalahan peserta didik yang aku tangani ada begitu banyak teguran halus yang tersemartkan lewat curahan hati peserta didik yang cukup megusik hati dan cukup membuat pola pikir ku mulai kupaksakan untuk megembangkan lagi dengan pertimbangan aku tidak boleh megecewakan peserta didik yang telah suka rela sudi datang untuk meminta bantuan ataupun bahkan hanya sekedar berkeluh kesah terhadap cara belajar yang guru berikan di kelas, serta dengan landasar mengingat perintah Allah dalam ayat Al-Qur’an yang artinya : “Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (QS. Thaha : 114). Namun beberapa tantagan yang kadang masih sulit ku simpan sendiri sebab aku tak begitu memahami persolanan hidup di dunia luar misal dari sebuah pernikahan yang tak samawa dan sebagiannya yang dapat membuat pesikis peserta didik sedikit megalami problem. Hal ini membuat tambahan PR untuk pribadi yang juga sedang belajar dan megajar serta megingat dan megingatkan ilmu karna Allah SWT.
Pada dasarnya sebuah pendidikan bukanlah pekerjaan atau suatu lingkup yang dapat kita tindaki sendiri, dari setiap permasalahan yang muncul selalu melibatkan baik dari lingkungan keluarga, ligkungan pergaulan atau juga masyarakat dan lingkungan sekolah itu sendiri dari beberapa aspek lingkugan tersebut barulah dapat menciptakan dan melahirkan sebuah kepribadian dari setiap individu, untuk itu untuk mencapai tujuan pendidikan yang berahlak yang diinginkan pastilah butuh kerjasama antara sekolah dengan orangtua wali bahkan peranan penting dalam sebuah pendidikan dipegang oleh orang tuan wali dimana waktu dari perserta didik tersebut lebih banyak ketika berada di lingkungan rumah dari pada di lingkungan sekolah itu sediri.
Di lingkugan sekolah seorang guru hanya bertugas dan beranggung jawab sebagai pembimbingdan pendamping selebihnya keputusan itu tergantung dari setiap individu sebagaimana telah Allah berfirman “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS.Ar-Ra'd ayat 11).
Belum ada Komentar untuk "Mengajar Panggilan Hati"
Posting Komentar